Oleh: Ismawati, Adhi
Wicaksono, Elvionita
Latar Belakang
Perkembangan
kehidupan manusia dari suatu masa ke masa berikutnya didasarkan atas
perkembangan pola hidup dan cara hidup yang ada, dan diwujudkan oleh
manusia itu sendiri sebagai anggota dari suatu masyarakat itu.
Perubahan cara hidup mereka berjalan sesuai dengan perubahan
lingkungan di mana mereka tinggal dan sejalan pula dengan perubahan
pengetahuan manusia yang disebabkan oleh adanya penemuan baru
(inovasi). Inovasi yang ada dalam masyarakat pada umumnya berkaitan
dengan teknologi.
Teknologi pada
dasarnya merupakan sarana dalam kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya sebagai makhluk hidup yang berada disuatu lingkungan
tertentu. Teknologi adalah hasil pemikiran manusia sebagai anggota
suatu masyarakat yang dipakai dalam kerangka untuk memahami
lingkungan yang dihadapinya sebagai suatu strategi dalam beradaptasi.
Sebagai hasil pemikiran manusia, teknologi merupakan bagian dari
kebudayaan yang dimiliki mereka. Hal ini berkaitan dengan konsep
kebudayaan yang mengacu pada perangkat nilai, aturan, pengetahuan,
dan norma, baik untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan maupun
digunamaka selanjutnya untuk mendorong terwujudnya tingkah laku.
Strategi-strategi
yang ada diwujudkan oleh manusia dalam rangka memenuhi hidupnya agar
berlangsung terus sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya.
Strategi-strategi tersebut berkaitan dengan cara-cara manusia
mengorganisasikan pengetahuannya dalam bentuk aturan bertindak yang
dikhususkan pada aktivitas tertentu yang dianggap penting. Rangkaian
pengetahuan tersebut akan saling berfungsi antara satu dengan
lainnya, dan jika sudah tidak terpakai, akan ditinggalkan dan diganti
dengan pengetahuan lain. Proses pergantian pengetahuan tersebut
dengan sendirinya akan mempengaruhi pengetahuan lainnya, sehingga
akan terjadi perubahan pada pola hidup yang nyata.
Keterkaitan antar
strategi teknologi dalam pengetahuan manusia pada dasarnya tidak
hanya mengacu pada aspek saja( aspek teknologi), tetapi juga pada
aspek lainnya seperti: agama, struktur sosial, kekerabatan, kesenian,
dan juga ekonomi. Perubahan pada suatu aspek dalam pengetahuan
manusia akan mengubah aspek-aspek lainnya, sehingga mengubah pula
wujud aktifitas manusia secara nyata berupa pola-pola hidup.
- SISTEM TEKNOLOGI BERBURU-MERAMU
Mata pencaharian
berburu-meramu sebagai suatu model dalam tipe sosial budaya
masyarakat yang merupakan aktifitas yang sudah sejak lama ada, bahkan
telah muncul pada zaman prasejarah. Oleh sebab itu, para ahli
sejarah, arkeologi bahkan antropologi pada 1950an mengatakan bahwa
tipe mata pencaharian berburu - meramu merupakan awal dari bentuk
masyarakat yang kemudian berevolusi menjadi masyarakat bermata
pencaharian bercocokntanam dan jasa.
Pernyataan tersebut
menimbulkan anggapan bahwa masyarakat dengan tipe sosial
berburu-meramu merupakan masyarakat yang posisinya terendah dalam
urutan perkembangan kebudyaan, dan pada masa kemudian akan naik
peringkat menjadi masyarakat dengan tipe sosial budaya bercocok
tanam.
Dalam perkembangan
prasejarah bekas-bekas peninggalan budaya dari masyarakat
berburu-meramu banyak ditemukan seperti benda-benda mesolitik berupa
alat-alat serpih yang dikerjakan pinggirnya, mata panah, mata tombak
dan penggaruk, bahkantembikar. Hal lain yang menggambarkan kehidupan
mesolitik adalah adanya lukisan pada dinding goa dari gaya
tabuniletin.
Pada masa neolitik
ditemukan peninggalan-peninggalsn dalam jumlah cukup banyak yang
ditemukan diderah papua seperti tembikar yang merwarn merah dan masih
kasar.
Selain masa
mesolitik dan neolitik, terdapat pengaruh megalitik. Keadaan
benda-benda seperti perunggu dipapua sangat mempengaruhi tingkat pola
hidup selanjutnya. Tempat-tempat penemuan benda-benda perunggu
tersebut antara lain didaersh danau sentani. Di daerah asei kwadewara
ditemukan kapak corong yang digunakan untuk memperkuat ikatangagang
kayu.
Sistem mata
pencaharian yang tertua adalah berburu dan mengumpulkan makanam. Pada
awalnya untuk mendukung sistem itu manusia hanya menggunakan slat
alat sederhana yang dibuat dari batu, tulang, kayu, dan bambu. Tidak
semua bukti tegnologibyang digunakan sampai kepada kita saat ini,
karena sebagian telah mengalami kerusakan.
Berbagai alat yang
digunakan masyarakat jaman prasejarah antara lain:
- Alat Batu
Alat batu yang
tertua dibuat secara sederhana dengan membenturkan batu dengan batu,
sehingga sebagian dari batu pecah dan meninggalkan bagian-bagian yang
tajam. Bagian yang tajam itu lalu digunakan untuk berbagai keperluan
memotong, mencetak, mengiris, ataupun menguliti. Cara membentuk alat
batu sering dibedakan menjadi empat yaitu penyerpihan paron,
penyerpihan langsung, penyerpihan tidak langsung dan penyerpihan
tekan.
Ada empat jenis alat
batu diindonesia yaitu kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam,
dan proto kapak genggam perbedaan kapak jemis batu itu didasarkan
pada bentuk kasarnya serta sisi yang dipangkas. Selain jenis alat
batu kapak perimbas penetak para peburu purba juga menggunakan batu
bulat seperti bola tenis untuk menjatuhkan hewan buruannya
- Alat kayu, bambu tulang, dan kerang
Alat-alat dari kayu,
bambu dan tulang sebenarnya juga digunakan dalam pemburuan. Namun,
alat-alat dari organik lebih mudah rusak atau lapuk, sehingga amat
sedikitnyang mampu bertahan sampai sekarang. Kayu dan bambu mungkin
dibentuk dan diraut ujungnya agar runcing dan dapat dipakai sebagai
tombak.
Tempat aktivitas
berburu:
a.
Berburu di laut
Aktivitas berburu
secara kelompok kerabat dimentawai dilaksanakan setelah mengadakan
suatu ritual, baik yang berbentuk punen yaitu yang dilakukan secara
besar-besaran dan melibatkan orang dalam satu klen, maupun yang
berbentuk lia yaitu upacara kecil yang hanya melibatkan satu keluarga
batih. Aktivitas berburu dilaut ini dilakukan kaum laki-laki pada
malam hari dengan menggunakan sampan kecil, yang hanya dapat
menampung empat orang.
Binatang buruan yang
menjadi sasaran utamanya adalah penyu laut, di samping jenis-jenis
ikan laut. Jika dilakukan secara berkelompok satu klen, perburuan
terutama diarahkan untuk menangkap penyu laut, sedangkan jika
dilakukan secara perorangan diarahkan hanya untuk menangkwp ikan.
Namun, jika dalam perburuan secara sendiri-sendiri diproleh penyu
mereka harus memberlakukan selayaknya suatu perburuan kelompok, yakni
daging dibagi-bagi kepada sesama anggota klen.
Persiapan berburu
kelaut cukup dilakukan secara sederhana, antara lain menyiapkan bekal
untuk makan didalam sampan yang disiapkan oleh istri. Memeriksa
barang-barang untuk senjata berburu seperti tombak untuk menangkap
ikan, lampu pertomak dan tombak penangkap penyu serta dua buah
dayung.
Masing-masing
keluarga mempunyai sampan beserta seluruh perlengkapan untuk satu
sampan jika ada keluarga yang belum memiliki sampan sendiri, ia boleh
tidak ikut berburu dan tetap tinggal di uma bersama dengan orang yang
sudah tua dan anak-anak. Orang akan malu jika tidak memiliki sampan
untuk berburu dilait, karena hampir seluruh penduduk mempunyainya.
Adakalanya orang memaksakan dirinya menggunakan sampan yang biasa
dipakai disungai, meskipun sebenarnya tidak cocok.
Peralatan yang
digunakan dalam kegiatan berburu adalah sebagai berikut:
1) sampan (abak) :
sampan terbuat dari kayu, dapat dimuati oleh tiga orang dewasa untuk
berburu dilaut
2) keranjang tas
(bakulu): terbuat dari kulit pohon sagu, bentuknya segiempat panjang.
3) tombak penangkap
penyu: dapat dilontarkan oleh si pemuru ketubuh penyu atau ikan yang
terlihat
4) tombak ikan:
difunakan untuk menangkap ikan besar dengan cara menusukkannya ke
tubuh ikan buruan.
b.
Berburu dihutan
Berburu dihutan
termasuk jenis pemburuan yang umumnya dilakukan oleh masyarakat
mentawai dalam usaha untuk memenuhi mta pencaian mereka. Kebnyakan
hutan yang ada didaerah mentawi berbentuk hutn rawa-rawa yang belum
dijamah dan lumpur yang akan menghambat perjalanan berburu.
Adapun alat-alat
yang diggunakan untuk berburu dihutan antara lain adalah:
- busur yang terbuat dari kayu sepanjang 1,5 m dengan tebal busur pada bgian tengah berdimeter sekitar 5cm dan bgian kedua ujungnya sekitar 2cm. Tali busur dibut dari akar pohon yang dipilin menjadi tali yang apabila tidak dipergunakan tali terebut dilepaskn dari kedua ujung busur. Anak panah terbuat dari rotan dan ujungnya dari kayu yang dapat dilepaskan antara ujung panah dan batangnya dan tempat yang terbuat dari kulit pohon sagu yang dibuat melingkar seperti bambu sepanjang 1 m dan diberi tutup.
- racun panah yang terbuat dari omai, cabe rawit, tuba dan jahe. Bahan terebut dtumbuk dan dioleskan pada jung anak panah.
- kranjag kecil yang digunkan sebaai alat untuk membawa sagu sebagai bahan makanan diperjalanan.
- parang yg digunakan untuk memoton kayu yang dianggap akan menghmbat perjalanan.
Kegiatan berburu
dilakukan berramai-ramai, masing-masing membawa anjing pemburunya.
Ketika hewan buruannya bersembunyi diatas pohon, dan berda dalam
posisi yang sulit dipanah, biasanya mereka akan memanjat pohon untuk
mengusirnya, sementara yang lain akan mempersiapkan panah untuk
membidiknya.
Masyarakat yang
berpola hidup berburu-meramu biasanya mengonsumsi sagu sebagai
makanan pokok dengan selingan pisang dan kedelai. Proses pembuatan
sagu bermula dari pemotongan pohon sagu yang sudah berumur 10 hingga
15 tahun. Pemotongan dilakukan terhadap satu batang pohon sagu
menjadi empat bagian. Satu bagian dari pemotongan pohon sagu ini
dapat dipakai untuk dikonsumsi selama satu minggu dalam satu
keluarga.
Untuk Softfile bisa diunduh DISINI. Jangan Lupa tinggalkan komentar ya... :)
untuk berburu sekarang masih ada ga yah gan?
BalasHapusperburuan didarat tidak ada gan untuk zaman sekarang sepertinya... tapi perburuan untuk hewan-hewan yang ada dilaut (untuk makan) sepertinya msih ada, itu yang kita sebut memancing mungkin? :)
Hapusperburuan didarat kayaknya berubah gan, jadinya perburuan Cinta... hehehe thanks for share
BalasHapusperburuan jodoh juragan..... seperti kata pepatah arab gan: "adzan maghrib lebih cepat datang daripada jodoh" hehehehe oke gan.. sallam blogwalking. :)
Hapus