Novel karangan Tetsuko Kuroyanagi ini merupakan salah satu novel inspiratif yang mungkin merupakan salah satu bacaan wajib bagi guru.
Nah, dalam perspektif sebuah kepemimpinan,
seperti apa perspektif kepemimpinan yang diambil kepala sekolah tersebut??
Oleh: Marwi Hendrianto
Sosok
kepala sekolah, memiliki peran penting sebagai pemimpin dan panutan
bagi rekan-rekan sejawat. Soewadji
Lazaruth
(1994:20)
menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator
pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala
sekolah berfungsi sebagai administrator pendidikan berarti untuk
meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat
memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung,
perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang
administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai
supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula
dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf
sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan
dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin
pendidikan berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik apabila
guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang
tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat
kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah
Menurut
E. Mulyasa(2007:92-188),
kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama:
- Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)
- Kepala Sekolah Sebagai Manajer
- Kepala Sekolah Sebagai Administrator
- Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
- Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
- Kepala Sekolah Sebagai Inovator
- Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Gaya
kepemimpinan kepala sekolah dapat menumbuh-suburkan kreativitas
sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru.
Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan
kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel,
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan
seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala
sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai
berikut: jujur,
percaya
diri,
tanggung jawab,
berani mengambil resiko dan keputusan,
berjiwa
besar,
emosi
yang stabil, dan teladan.
Perspektif
merupakan sebuah sudut pandang seseorang dalam melihat sebuah hal.
Katherine
Miller dalam bukunya Communication Theories: Perspectives, Processes,
and Contexts
(2005),
mendefinisikan perspektif sebagai cara atau metode untuk melihat atau
mengamati berbagai fenomena/keadaan/situasi di sekeliling kita.
Pilihan
perspektif yang diambil seseorang memiliki implikasi pada teori dan
metodologi yang digunakan dan dikuasai serta dipahami seseorang dalam
memahami suatu fenomena atau realitas.
Dalam
sebuah sekolah, pengambilan kebijakan merupakan sebuah hal yang cukup
penting. Kebijakan yang tepat akan turut serta meningkatkan kualitas
pendidikan yang ada dalam suatu sekolah. Menurut Carl Friedrich,
kebijakan merupakan suatu usulan arah tindakan atau kebijakan yang
diajukan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah guna mengatasi
hambatan atau untuk memanfaatkan kesempatan pada suatu lingkungan
tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu
sasaran. Sejalan dengan hal tersebut, Amara
Raksasataya
juga mengungkapkan, bahwa
kebijakan merupakan
sebuah keputusan sebagai
suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam
novel “Toto-chan: Gadis Kecil Di Jendela” karangan Tetsuko
Kuroyanagi, sekolah Tomoe Gakuen berpandangan bahwa pendidikan
merupakan hak bagi setiap anak, tanpa pandang bulu, baik itu normal
maupun cacat. Banyak sekali kebijakan-kebijakan ekolah tersebut yang
tidak kongruen dengan kebanyakan sekolah yang ada di Jepang.
Perbedaan ini merupakan sebuah terobosan, dan keberanian dari seorang
pemimpinan sekolah dalam mengambil kebijakan. Sosok Sosaku Kobayashi
sebagai kepala sekolah, berani mengambil kendali dalam membuat
pebedaan pelaksanaan pengajaran kepada para siswa. Penerapan ini
merupakan sebuah tanggung jawab besar dan tidak lepas dari sebuah
cara pandang yang berbeda.
Dalam
novel tersebut penulis menulis sosok Sosaku Kobayashi sebagai
pemimpin yang luar biasa. Banyak sisi positif dari sosok kepala
sekolah tersebut dalam memandang sebuah masalah. Berikut merupakan
sebuah cara pandang Sosaku Kobayashi yang dapat ditangkap dalam
permasalahan pendidikan di dalam novel:
- Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan, tidak boleh ada diskriminasi bagi calon peserta didiknya.
- Dalam sebuah perjalanan menuju kedewasaan, seorang anak/peserta didik memerlukan sebuah kepercayaan dari orang dewasa terhadap pekerjaan atau permasalahan yang tengah ia hadapi.
- Interaksi langsung dengan sumber belajar diyakini menambah semangat anak untuk senantiasa ingin tahu, mengingat berinteraksi juga dapat dimaksudkan mencari pengalaman. Sebuah hal yang lama terkenang biasanya merupakan kenangan dari pengalaman-pengalaman yang berkesan.
- Pendidikan yang sifatnya normatif tidak bisa dipaksakan untuk dipelajari secara teoritis kepada siswa.
- Pendidikan adalah kebebasan yang setiap orang, termasuk siswa. Dalam konteks ini pembelajaran dengan sifat menyenangkan merupakan hal yang harus ditanamkan pada siswa/peserta didik.
- Hubungan antara sekolah, siswa dan orang tua dianggap sebagai sebuah mata rantai yang terus saling berhubungan dan tidak boleh terputus, pendidikan harus membersamai ketiganya.
Dalam
kapasitas sebagai seorang pemimpin, sosok Sosaku Kobayashi paham
betul harus kemana dan seperti apa sekolah Tomoe Gakuen akan
berjalan. Sebagai pucuk pimpinan dari sebuah sekolah, sosok tersebut
menuangkan hasil pandangnya menjadi beraneka kebijakan-kebijakan yang
dilaksanakan dalam sekolah Tomoe Gakuen. Hal itu menjadi sebuah
perspektif baru bagi seorang pembaca yang tengah menyelami dunia
kepemimpinan. Berikut merupakan perspektif kepemimpinan kepala
sekolah Tomoe Gakuen dalam pengambilan kebijakan:
- Sebagai pimpinan sosok Sosaku Kobayashi mau menerima secara langsung peserta didiknya, menyadari bahwa pemimpin adalah pelayan, pendamping dan pengayom bagi bawahannya. Dalam konteks cara pandang bahwa Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan, tidak boleh ada diskriminasi bagi calon peserta didiknya, Kobayashi menerima Toto-chan, seorang anak yang dicap nakal oleh sekolahnya terdahulu. Kepala sekolah mendistribusikan cara pandang ini kedalam sebuah kebijakan pengajaran di kelas dengan kebebasan setiap siswa untuk memilih tempat duduknya sesuka hati.
- Masing-masing struktur dalam kepengurusan sekolah memiliki peranan masing-masing. Guru, siswa, kepala sekolah secara terstuktur, menanggung peranannya sendiri. Kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemimpin dan leader memiliki sebuah tanggung jawab kepemimpinan. Pada konteks kependidikan, cara pandang Sosaku Kobayashi mengenai sebuah perjalanan menuju kedewasaan, seorang anak/peserta didik memerlukan sebuah kepercayaan dari orang dewasa terhadap pekerjaan atau permasalahan yang tengah ia hadapi menghasilkan kebijakan pola pemilihan pembelajaran yang bebas di dalam kelas, maupun kebijakan bahwa setiap siswa diwajibkan memiliki dan merawat suatu pohon. Ia memandang sebagai seorang pemimpin perlu dilakukan hal tersebut.
- Sosaku Kobayashi menerapkan kebijakan terkait Interaksi langsung dengan sumber belajar melalui banyak kegiatan sekolah, seperti rekreasi, berkemah, dll. Dalam cara pandang seorang pimpinan kebijakan tersebut diyakini menambah semangat anak untuk senantiasa ingin tahu, mengingat berinteraksi juga dapat dimaksudkan mencari pengalaman.
- Pendidikan yang sifatnya normatif tidak bisa dipaksakan untuk dipelajari secara teoritis kepada siswa. Hal tersebut merupakan sebuah perspektif yang perlu dikelola dan diwujudkan keberadaanya secara riil dalam pembelajaran yang berlangsung. Sehingga sebagai seorang pimpinan dirasa perlu untuk mengambil kebijakan yang terkait hal tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah Tomoe Gakuen menjembatani hal itu dengan menyelipkan petuah-petuah tersembunyi terkait hal-hal tersebut, hal-hal yang sifatnya dapat dipraktikan dan diamalkan oleh siswa.
- Pendidikan adalah kebebasan yang setiap orang, termasuk siswa. Dalam konteks ini pembelajaran dengan sifat menyenangkan merupakan hal yang harus ditanamkan pada siswa/peserta didik. Cara pandang kepemimpinan seorang kepala sekolah terhadap hal tersebut tertuang dalam kebijakan kebebasan memilih pelajaran dikalangan siswa tomoe gakuen.
- Kepercayaan orang tua terhadap anaknya, menghilangkan kehawatiran dan prasangka orang tua terhadap sekolah, keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusanjuga dirasa penting dan menjadi cara pandang kepala sekolah dalam pengambilan kebijakan terkait hubungan antara sekolah, siswa dan orang tua dianggap sebagai sebuah mata rantai yang terus saling berhubungan dan tidak boleh terputus.
Perspektif
kepemimpinan seorang Sosaku Kobayashi memegang peranan penting dalam
setiap pengambilan keputusan yang ada di sekolah Tomoe Gakuen. Hal
tersebut cukup baik, dengan memposisikan dimana letak dirinya dalam
sebuah kepemimpinan, kebijakan-kebijakan dalam sekolah tersebut
menjadi lebih visioner dan jelas. Dalam novel “Toto-chan: Gadis
Kecil Di Jendela” karangan Tetsuko Kuroyanagi, terdapat banyak
sekali inspirasi yang bisa menjadi khasanah ilmu bagi seorang
pembaca, termasuk dalam konteks kepemimpinan itu sendiri. Diantara
inspirasi dalam penggambaran tersebut ialah bahwasanya seorang
pemimpin diharuskan memiliki wawasan yang luas dalam menghadapi
berbagai masalah yang ada. Seorang pemimpin juga harus bijak dalam
pengalokasian kepemimpiannya dalam pembentukan kebijakan.
download makalah selengkapnya DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar